December 29, 2012

Ketika...


Ketika kamu melihatku lebih sering bekerja dari pada menikmati waktu luang, mungkin saatnya kamu menanyakan “kenapa?”

Ketika kamu sulit menemuiku, karena aku sibuk menenggelamkan diri dengan kegiatan luar, dukunglah, mungkin aku sedang mengalihkan perhatian.

Ketika aku lebih sering mengajak keluar dari pada santai di kos, ikutilah. Mungkin aku sedang ingin membuang pikiran aneh yang sering bekejaran di kepalaku.

Ketika aku mulai banyak nonton film dan tenggelam di kamar, mungkin saatnya kamu mengetuk kamarku, dan menyediakan bahumu sebagai tempatku menangis.

Ketika aku lebih sering tinggal di rumah daripada di kos, mungkin aku sedang mencari tempat ternyaman. Di samping ibuku.

Ketika aku mulai diam tak bercerita apapun, maklumilah, bukan berarti aku marah, hanya saja tidak mau berbagi kesedihan.

Ketika kamu mendengarku bernyanyi, mungkin sebenernya kamu sedang mendengarku mencurahkan isi hati

Ketika aku tertawa dan bercanda dengan yang lain, mungkin aku sedang mengusir kepedihan.

Ketika kamu melihatku tersenyum dan terlihat bahagia, tak selalu berarti begitu, hidup tak seperti apa yang terlihat.




December 19, 2012

Yang dibenci sekaligus disayang


Sebenarnya saya tidak ingin memberi nama pada benda-benda pribadi, karena saya tipe orang yang melo dramatis. Suka sedih kalo harus berpisah dengan sesuatu. Dengan memberi nama kesayangan, maka saya akan sangat terikat padanya, akibatnya saya harus menanggung sedih ketika harus berpisah dengannya. Nggak penting banget kan? Makanya saya memilih untuk menghindari pemberian nama. Tapi entah kenapa saya tergelitik untuk memberi nama pada motorku, mungkin karena kami sudah lama bersama, sejak kalo tidak salah 2006. Artinya sudah sekitar 6 tahun. Waw lama juga ya?

Saya berniat memberinya panggilan LAKITA, kepanjangannya sih leLAKI TAngguh. Kenapa namanya LAKITA, sebab dilihat dari body dia sungguh lelaki, tapi kalo dilihat dari kelakuan sepertinya dia ini perempuan, atau bisa jadi dia ini motor maho (-__-“) opo jal?? Habisnya dia suka mencari perhatian dari cowok-cowok di kantor. Dia pernah nggak mau mati, padahal jelas-jelas posisi kunci sudah off. Pernah juga si lakita ini remnya ngadat, jadi dia selalu ngerem, kalo orang-orang kantor memindahkannya, mereka harus mendorongnya bareng-bareng. Dan itu nggak ringan, BERAAATTT BHAANGEEETTT. Dan yang terakhir dia mencari perhatian dengan nggak mau hidup, malam-malam hujan pulaaa. Jadi orang-orang kantor harus membongkarnya dan mengupayakannya supaya mau hidup dan bisa mengantarku pulang ke kos. Tapi melihat gelagatnya yang nggak hidup juga akhirnya saya memutuskan untuk pulang dengan meminjam motornya temenku.

Ini nih foto-foto saat si Lakita beraksi dengan ngambegnya.




Hari ini pun dia berulah, dia tidak mau dislah. Dia mogok nggak mau jalan. Nyebelin banget kan? Perut sudah sangat keroncongan, dia malah nggak mau hidup (-_____- “) pokoknya not well bangetlah. Dan karena kejengkelanku itulah, saya semakin yakin memanggilnya LAKITA, motor maho suka cari perhatian. Wkkwkwkw…