April 5, 2013
Show Up
Saya selalu suka orang cerdas, baik cewek maupun cowok. Saya selalu kagum dengan mereka. Tapi paling nggak suka saat mereka menunjuk-nunjukkan kepinterannya di hadapan umum. Misalnya, saat berdiskusi dia menguasai ruangan, bertanya ke dosen atau guru dengan sombong bukan karena mereka tidak tahu beneran, tetapi hanya untuk menunjukkan bahwa dia lebih tahu dari yang lain atau dia telah membaca buku yang "berat".
Fenomena semacam ini, sekarang nggak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi juga di dunia maya. Hal semacam ini sering terjadi di twitter. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas, atau memiliki ide atau gagasan tertentu mengumbarnya di twitter. Saya paling tidak suka dengan tipe orang seperti ini. Kesannya melakukan pencitraan, mungkin biar dianggap pintar oleh teman-temannya, ingin dianggap keren oleh gebetannya. Selebay-lebaynya alay, atau segalau-galaunya galauwer di twitter, saya masih bisa memaklumi. Padahal ya ngeliatin orang galau atau alay di twitter aja sudah bikin mual-mual, tapi ternyata ada yang bisa lebih membuatku mual-mual.
Jika memang dia pintar, dia memiliki gagasan tentang sesuatu, kenapa tidak menuliskannya di artikel, atau di blog. Mungkin twitter memang lebih populer, bisa dilihat oleh banyak orang, namun berapa lama sih postingan tweet itu bertahan di TL? Dia hanya akan menghilang dan tertimbun di antara twit-twit alay dan lebay lainnya. Ia akan mudah dilupakan. Lalu ngapain harus ditulis di tweet??
Di blog atau di sebuah artikel, kamu akan lebih bebas. Kamu bisa lebih luas menyampaikan sebuah pendapat atau gagasan. Buah pikiranmu akan lebih cetar membahana badai tralala, dan akan lebih abadi.
Sekian postingan saya yang nggak penting tentang pencitraan di twitter.
No comments:
Post a Comment