Assalamu’alaikum. *edisi Ramadan*
Membicarakan tentang Ramadan, aku selalu suka, entah kenapa
aku tidak pernah tahu alasannya. Padahal kalau dipikir-pikir seharusnya kita
males ya? Sebab kita harus kelaparan sepanjang siang, mengalami dehidrasi dan
juga ngantuk yang tak berkesudahan, sudah gitu kita juga harus (bagi yang mau
sih) menjalankan salat tarawih yang banyaknya minta ampun jika dijalankan di
hari non Ramadan. Tapi saat Ramadan, aku rela-rela saja saat menjalankan
tarawih, bahkan bisa merasa bersalah jika tidak menjalankannya berjama’ah di
Masjid.
Mungkin aku menyukai Ramadan karena banyak kenangan manis
saat Ramadan (cieee). Misalnya jatuh cinta saat Ramadan, patah hati saat Ramadan,
buka bersama dengan gebetan saat Ramadan, semangat berangkat tarawih karena
bakal ketemu gebetan. Wkwkwkwk.. ngawur banget. Enggak gitu juga sih. Sebenernya
semua perasaan itu pernah dirasakan saat bulan-bulan biasa, tapi rasanya
perasaan selalu lebih menyenangkan saat Ramadan, entah itu perasaan rindu sama
gebetan atau perasaan jatuh cinta saat Ramadan. Bahkan saat tidak sedang jatuh
cinta pun aku selalu inget apa yang aku alami bersama gebetan tahun lalu, 2 tahun
yang lalu, atau bahkan bertahun-tahun sebelumnya. Wkwkwkwkwk… Kenangan itu
tiba-tiba menyeruak dan mengetuk-ngetuk kenangan. (ngemeng apa sih?)
Atau mungkin aku menyukai Ramadan karena suasananya. Saat Ramadan
semuanya serba Ramadan (opo jal maksud e?). Iklan di televise, sinetron yang tak
jelas semuanya bertema Ramadan dan Islami. Bahkan orang bisa membicarakan tentang agama Islam
tanpa takut dibilang sok alim. Iya, di hari-hari biasa, mungkin orang akan
takut saat mereka mengatakan hal-hal yang islami, karena takut dibilang sok
alim. Tapi saat Ramadan, semua orang bahkan artis, penyiar radio, pemilik akun
twitter tiba-tiba membicarakan tentang jilbab, salat, dll. Bagiku sih nggak
masalah, karena membicarakan tentang agama Islam nggak harus yang alim kok,
semua orang boleh membicarakannya. Toh Islam ada untuk semua umat, supaya semuanya
lebih baik. Tapi jangn mengatakan itu pada orang non islam, karena mereka punya
keyakinan sendiri tentang agamanya. Jika nggak mau dipaksa maka jangan memaksa.
Sepertinya sudah di luar topic, mari kembali ke topic.
Mungkin aku menyukai Ramadan karena perasaan damai yang
selalu aku rasakan saat Ramadan. Aku tidak pernah tahu pasti kenapa saat Ramadan
aku selalu bahagia, nggak pernah ada rasa-rasa galau yang melanda (bahasanya). Aku
hanya bisa menduga-duga kenapa aku selalu bahagia. Begitu suara magrib
berkumandang di malam pertama Ramadan, perasaan itu selalu muncul, perasaan
bahagia itu. Aku juga jadi bersemangat tarawih pertama. Apalagi saat buka puasa
pertama, wajib rasanya sayang banget kalau nggak dilewatkan bersama keluarga.
:D
Di bulan Ramadan, entah kenapa aku juga jadi rajin baca Al-Qur’an.
Sekali baca bisa setengah jus, atau bahkan satu jus, itu pun sehari nggak hanya
sekali. Kalau hari-hari biasa mah boro-boro, mungkin hanya 1 makra’ saja dan
satu kali baca saja. Hehehehe…. :D
Ada satu lagi yang membuatku bahagia saat Ramadan, yakni
persiapan lebaran. Persiapan lebarannya saja lho ya, bukan lebarannya. Kalau
ditanya mana yang lebih aku sukai, aku akan menjawab Ramadan lebih menyenangkan
dibandingkan lebaran. Iya persiapan lebaran seperti mempersiapkan baju baru, makanan
lebaran, bersih-bersih rumah memang selalu mengasyikkan. Menyenangkan karena
biasanya kami seru sekali menyiapkannya, aku, adekku, mbakku, ibukku, mas-masku,
semuanya. Kekompakan pun benar-benar aku rasakan saat persiapan lebaran ini. Yang
biasanya aku Cuma bisa nyicip makanan, aku ikut nimbrung masak, ngerecokin
mereka semua sih. Ekekkeke…
Itu saja ya celoteh tidak pentingku, semoga cukup memuaskan
hasrat kalian. (Uwopoohh???)
Assalamu’alaikum salam wr wb. *undur diri gaya muslimah
anggun*
yap, bulan suci ramadhan emang bulan yang penuh dengan kebahagiaan. semoga kita masih bisa merasakannya di tahun depan ya.. aamiin~
ReplyDeletekalau ada waktu luang, kunjungi juga ya -> http://agungwicaks.blogspot.com
Aamiin :)
ReplyDelete