August 23, 2023

Apakah Aku Toxic Postitivity? Part #2

Setelah aku baca-baca dan memahami lebih jauh tentang maksud toxic positivity, kayaknya aku termasuk orang-orang yang dikategorikan dalam hal itu. Mungkin buku-buku seri The Secret juga masuk dalam kategori itu. Tapi aku merasa nggak papa aku dimasukkan dalam kategori itu, daripada menjadi toxic negativity. Aku merasa pernah menjadi keduanya, baik toxic negatif maupun toxic positif, dan aku merasa toxic positif jauh lebih baik.


Ketika berada di posisi toxic negatifity, itu nggak enak banget gengs, serius nggak enak banget. Perasaan yang ada itu hanya sedih, marah, benci, iri dan hal-hal lain yang membuat menderita lainnya. Dan kalau (pun aku dimasukkan) dalam kategori toxic positivity menurutku kondisinya lebih baik. Karena seenggaknya, aku masih bisa merasa bahagia, merasa bersyukur dan berusaha untuk melihat hal-hal positif. Aku masih bisa melihat secercah harapan dan semoga menjadi kebahagiaan yang besar. 


Dan kalau memang aku dimasukkan dalam kategori toxic positivity, aku berusaha untuk tidak demikian. Karena katanya, toxic satu ini membuat seseorang kurang bisa berempati pada penderitaan/kesedihan/kebencian orang lain. Percayalah aku masih memiliki empaty, aku nggak selalu bahagia, aku nggak selalu mengingkari perasaanku yang sesungguhnya. Tapi aku memang berusaha untuk tidak terlalu banyak bersedih, jengkel dan marah. Aku berusaha untuk lebih bahagia, karena aku nggak mau berada dalam lingkaran penderitaan itu lagi. Aku berusaha keluar dari itu dengan (yang mereka katakan sebagai) toxic positivity.