June 25, 2022

Kehidupan Fanatismeku: Kenangan ketika remaja (bagian 1)

Seingetku aku jarang mengidolakan penyanyi. Pertama dan terakhir kali mengidolakan penyanyi itu ngefans sama Duta Sheila on 7 di saat kelas 3 SMA dan berakhir saat aku kuliah entah semester pertama atau kedua (jadi nggak lama hanya 1 atau 2 tahun ngefansnya). Gegara kecewa dia punya tattoo. Wakakakakak... absurd banget. Waktu itu mikir kalau dia jadi suamiku nggak mugkin dia jadi imam dong orang bertatto itu. Emang fans nggak tau diri sih ya. Padahal saat itu aku juga sadar sih nggak bakalan nikah sama dia juga, tapi ntah kenapa waktu itu rasanya kecewa banget dan akhirnya memutuskan tali perfansnan (uopoh). Ya Allah, kalau diingat-ingat ternyata aku punya kenangan konyol macam beginian. Padahal beberapa jam lalu aku nggak ingat pernah punya kenangan konyol macam begini.


Ngefansku sama Duta itu beda dari yang lain sih. Waktu itu kebanyakan teman-temanku ngefans sama westlife dan aku ngefans sama produk lokal. Bahkan waktu tabloid fantasy mengeluarkan edisi khusus westlife aku sama temenku yang notabene adalah fans getol westlife sengaja inden (pre order) tabloid fantasy edisi khusus ini (temenku yang lain pada nitip PO juga, aku pesen kalau nggak 8 atu 10 tabloid). Temanku yang fans berat ini tentu saja pengen punya koleksinya. Kalau aku hanya karena alasan, prediksiku tabloid itu bakalan sold out dan langka. Jadi bakalan banyak yang nyari tapi susah, jadi aku bisa menggunakan poster-poster westlife untuk ditukar dengan posternya duta atau pun sheila on 7. Ya Allah ngomongin ini aku jadi inget drama Reply 1997, dan sadar betapa jadulnya saya.


Di tahun 90-an itu dulu ada majalah aneka yess dan mereka punya kolom khusus untuk barter. Jadi para pembaca mengirim surat ke majalah lalu menginfokan dia punya barang apa aja dan ingin dibarter dengan apa. Biasanya yang dibarter adalah barang-barang remeh-temeh (sekarang sih remeh temeh, waktu itu semua terasa harta karun) macam poster. Misal si A kirim kolom ke majalah, menginfokan memiliki poster westlife dari majalah ini dan mau ditukar dengan segala posternya Sheilla on 7. Aku sih belum pernah mengirim kolom ini ya, tapi waktu itu aku berencana seperti itu. Mau menukar koleksi poster westlife dengan poster sheila on 7. (BTW aku jadi kepikiran, gimana kalau ternyata ada tindak penipuan. Misal si A sudah kirim tapi ternyata si B hanya bohong dan nggak ngirim. Kan koyol banget, ini aku baru kepikiran sekarang. Waktu itu sih enggak. Aku juga nggak tau waktu itu mekanisme barternya seperti apa. Kayaknya by phone dulu lalu dikirim by pos) 


Waktu itu aku nggak kirim kolom ke aneka yess karena sudah banyak temen-temenku yang bersedia untuk menukar koleksi westlife-ku dengan koleksi poster Sheilla on 7 mereka. Seperti dugaanku banyak yang nggak dapet tabloidnya. Jadi ibarat barter aku menang banyak, bisa memilih poster mana yang aku suka. Waktu itu ada teman bilang "sayang banget westlife ditukar sama sheilla on 7". Bagiku westlife nggak ada artinya, tapi sheilla on 7 (bukan segalanya tapi) aku suka bangettt. Jauuuuhhhh lebih suka daripada westlife. Dan kalau kupikir sekarang, kok bias sih temenku itu nggak memahami sesama fans? ya nggak sih? berarti dan nggak berarti kan sangat subyektif ya?


Tapi waktu itu aku cukup menikmati kehidupan fanatismeku ini, karena aku jadi dekat dengan teman beda kelas yang juga mengidolakan sheila on 7. Bahkan kayak akrab banget gitu, yang ini cukup baru buatku waktu itu karena waktu SMA aku jarang bisa akrab banget sama teman sekolah.

Kehidupan fanatismeku ini sebenernya nggak terlalu aku ingat sih. Beberapa jam lalu saja aku lupa punya sebegini banyak cerita tentang ini. Ketika aku entah semester 3 atau 4 saja aku sudah lupa kalau pernah ngefans sama Duta. Waktu itu ada teman SMA ku yang nelfon dan dia membicarakan Duta Sheilla on 7, aku menganggap dia agak aneh, kenapa membicarakan duta di telfon. Setelah telfon ditutup, aku baru ingat kalau dulu kami pernah mengidolakan Duta bersama-sama. Hahahah.. konyol banget emang.







No comments:

Post a Comment