Sebenarnya saya paling benci pada orang yang membenci orang lain hanya karena alasan mereka berbeda. Misalnya: Orang membenci orang nasrani, hanya karena mereka berbeda agama. Orang muslim kolot yang membenci muslim liberal.
Dan tanpa saya sadari saya telah berada dalam dalam posisi itu, membenci orang karena mereka tidak menghargai orang lain (dan lebih sombongnya lagi saya merasa saya telah menghargai orang lain). Lalu apa bedanya saya dengan mereka? Toh saya belum bisa menghargai mereka yang bertoleransi rendah.
Saya juga paling benci sama mereka yang omong kosong doang. Sumpah, ini saya merasa benar-benar menjadi orang paling sombong sedunia. Tapi sungguh saya paling benci pada mereka yang bilang “itu produk kapitalis, kasian orang-orang miskin dan terpinggirkan, mereka akan semakin miskin”. Mentertawakan mereka yang suka main ke mall dan have fun di sana. Tapi beberapa hari kemudian mereka belanja di carefour, belanja di indomaret, dan maret-maret yang lain, beratus-ratus ribu rupiah. Hey! Mana antikapitalismu?
Apa salahnya main ke mall dan have fun di sana. Nggak dosa kok, toh nggak tiap hari juga kita ke sana. Dan saya sih lebih memilih untuk tutup mulut, tapi belanja di tetangga, di warung-warung kecil di sekitar kita, dari pada belanja ke alfamart hanya demi mengejar gengsi doang. Menurutku itu salah satu bentuk perlawanan terhadap kapitalis yang lebih efektif.
Aku juga paling benci pada orang yang sok feminis, but they don’t know about feminism at all. Mereka koar-koar but they know nothing. Kadang saya pengen bilang pada mereka “hey, baca buku ini dulu, sebelum ngomong kayak gitu”. Sombong banget nggak sih saya? Pengetahuan belum seberapa tapi gayanya sudah selangit. Pada intinya saya membenci orang yang ngomongnya lebih besar dari pengetahuan atau aksi mereka.
But, hey! Sapa saya men-judge mereka? Toh, saya bukan sapa-sapa. Saya hanyalah salah satu contoh manusia yang saya benci. Membenci atau menilai orang lain hanya karena mereka berbeda dari saya.
No comments:
Post a Comment