March 9, 2012

Something Disappointing

Sudah 2 hari terakhir ini rasanya saya banyak kecewa dan mengecewakan. Saya kecewa sama seorang teman, saya kecewa sama diri sendiri dan saya mengecewakan teman saya.

Teorinya, kekecewaan terjadi ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Harapan kita terlalu muluk dibandingkan dengan kenyataan yang ada.

Misal orang kecewa sama gaji, karena dia berharap gajinya lebih besar dari kenyataan yang dia terima. Kita kecewa sama teman, karena dia tidak berperilaku seperti yang kita harapkan, saya mengecewakan teman karena mungkin pekerjaan saya tidak bagus, saya kurang ramah, atau saya yang terlalu galak, kita kecewa sama diri sendiri karena idealisme kita tentang ‘apa yang seharusnya kita’ tidak mewujud. Then, bum! It becomes a disappointed ting.

So, what we have to do? Ada dua cara menurutku. Mencoba berdamai dan menerima kenyataan yang ada, atau mulai mengusahakan harapan kita. Supaya harapan dan kenyataan menjadi satu garis lurus.

Jika kecewa dengan gaji, cara terbaik untuk menghilangkan kekecewaan adalah mencoba menerima/bersyukur dengan gaji, atau mengusahakan pekerjaan baru yang gajinya sesuai dengan harapan kita.

Tapi ketika kamu kecewa sama teman, tentu kamu tidak bisa membuangnya begitu saja dan menggantinya dengan yang baru. Yang bisa kita lakukan adalah menerima dia apa adanya, bertoleransi, atau pilihan yang lebih menarik adalah memukul kepalanya dengan sepatu dan bilang “hei, sikapmu menyebalkan, ubah itu!” Idealnya sih, ada komunikasi dua arah.

Dan yang terberat adalah ketika kamu kecewa pada dirimu sendiri. Sangat susah berdamai dengan diri sendiri. But we have to start learning, atau mulai mengusahakan ‘apa yang seharusnya kita’.

1 comment:

  1. Paragraf terakhir yg sering terjadi padaku juga..hahaha...

    ReplyDelete