January 17, 2013

Tired


Berawal dari sebuah rapat dengan formasi yang nggak biasa, membuatku harus bertanya-tanya, mau membiacarakan apa? Apakah ada sesuatu yang sangat penting yang akan terjadi? Pemikiran yang sangat jelek pun sempat berputar-putar di kepala, dari pengurangan karyawan, pengefektifan dan pengurangan gaji. 

Rapat dimulai dengan pembahasan pendapatan perusahaan yang menurun dibandingkan tahun lalu, padahal biaya yang dikeluarkan perusahaan naik. Dari sini pikiran yang ada di kepala pun semakin berkecamuk. Apakah benar-benar akan ada pengurangan karyawan? Okebaiklah sepertinya aku harus bekerja lebih giat supaya tidak ada teman-teman yang harus dikeluarkan dari perusahaan ini. Apakah pikiranku terlalu jauh? Mungkin. Mungkin seharusnya aku tidak harus berpikiran sejauh itu, sehingga harus menimbulkan kekecewaan pada akhirnya. Iya, ternyata apa yang kupahami, tidak dipahami oleh yang orang lain.

Jika mereka mau mengatakan diriku sangat loyal pada perusahaan, oke GPP. Tapi saat itu yang kukhawatirkan bukan perusahaan, tapi justru teman-teman. Dan ketika aku tahu bahwa rapat itu “hanyalah” membahas bagaimana caranya perusahaan lebih maju dan usulan dari peserta rapat akan dipertimbangkan. Aku lega. Syukurlah tidak ada pembicaraan mengenai pengurangan karyawan itu. Jadi semuanya aman. Namun di sinilah mungkin timbulnya kekecewaanku. Mungkin kecepatan merasa puas pada sebuah hasil rapat, yang tidak pernah terlintas dalam kepalaku.

Entah dari mana datangnya, tapi di penghujung rapat salah satu peserta rapat menganggap saat ini sebagai organisasi karyawan perusahaan, kami kurang memiliki visi dan misi yang sama. Harus ada sebuah kegiatan bersama yang menyatukan kami sebagai sebuah organisasi. Pembicaraan pun dimulai dari mengadakan pengajian lagi seperti dulu, namun rupanya Pak Bos tahu kalo beberapa anak tidak menyukai kegiatan itu, jadi jika acara itu yang dijadikan sebagai pemersatu kami tentu tujuan yang ingin dicapai tidak tercapai. Aku lupa, entah salah satu anggota rapat atau Pak Bos sendiri yang usul, akhirnya keputusan berakhir pada acara makan bareng dengan cara bertukar bekal. Dalam kepalaku tidak pernah terlintas bahwa teman-teman yang lain akan keberatan dengan hal ini. Entah karena aku orang yang modelnya manutan, atau diriku merasa lebih baik dari pada pengajian (seperti yang kuketahui banyak di antara teman-teman yang tidak suka) atau diriku yang sudah capek dengan rapat, atau karena saya membandingkan dengan apa yang ada dalam kepala saya sebelumnya, jadi makan bareng-bareng di kantor menurutku adalah pilihan yang baik dari pada ide pengurangan karyawan. Intinya aku tidak keberatan dengan acara tersebut.

Keluar dari rapat dan menyampaikan hal itu pada teman-teman ternyata banyak yang tidak setuju. Dan entah kenapa tiba-tiba diriku capek, capek menjelaskan, capek menyampaikan keberatan ke atasan, capek harus menjadi perantara, capek jika ditanya-tanyai, capek harus menjelaskan dengan benar supaya tidak ada kesalahpahaman, capek menyampaikan keluhan supaya mereka tetap benar di mata atasan.  

1 comment:

  1. puk puk puk.. there's a time when u get tired. *benar gak wie grammarnyah?*

    Perantara yg bs diandalkan kami ya cm kamu..heuheu.. :D

    ReplyDelete