Entah ini sudah berapa bulan sejak bu dheku meninggal dunia, namun rasanya masih tidak percaya. Entah tidak percaya, entah aku merindukannya. Beliau adalah Bu Dhe paling baik di antara saudara-saudara ibukku. Beliau akan selalu menciumku saat bertemu. Selalu menampakkan wajah bahagia saat bertemu denganku. *mendadak sedih kangen beliau* Beliau akan mengatakan hal-hal yang menyenangkan, menanyakan hal-hal yang menyenangkan yang akan selalu membuatku nyaman saat bertemu dengannya. Tidak pernah ada perasaan terintimidasi atau takut akan membuatnya marah atau kecewa saat bertemu beliau. Beliau akan selalu memiliki kata-kata ampuh untuk menenangkanku saat aku merasa sedang tidak baik, atau saat sedang pekewuh. Di hadapanku, selalu hal positif yang diucapkannya, meskipun kadang aku salah.
Bu Dhe Ndari adalah sosok yang so sweet pada prunan, ponakan, cucu, anak ataupun suaminya. Menurutku Bu Dheku selalu romantis dan siap melayani Pak Dhe. Semalam sebelum meninggal dunia, beliau tidur di rumah masku sepupu untuk menemani Pak Dhe. Bu Dheku tidak mau berpisah dengan Pak Dhe, selalu ingin menemaninya, meskipun jarak rumahnya dan rumah masku sepupu tidak ada 30 meter. Alasan mereka tidur di tempat putranya waktu itu adalah supaya Pak Dhe gampang saat ke belakang.
Saat Budheku meninggal, aku menangis karena aku sudah tidak akan bisa bertemu lagi dengannya, tidak akan bisa menemui kebaikan-kebaikannya lagi. Rasanya tidak percaya. Sedih waktu melihat mbakku sepupu menangis. Lebih sedih lagi saat melihat Pak Dheku menyolatkan bu dheku. Menurutku itu adalah moment paling mengharukan pada saat itu. Pak Dhe dengan susah payah, berjalan dibimbing mas sepupuku, untuk menyolatkan budheku.
Ya Allah, ampuni segala dosanya, terimalah semua amal kebaikannya. Kami semua menyayanginya.
No comments:
Post a Comment