Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel tentang
beberapa “jangan dilakukan pada anak kecil”. Yeah, meski banyak yang bilang saya
ini terlalu “laki” dan sangat tidak keibuan (kecuali wajah. Mirip ibuk-ibuk maksudnya T.T), tapi sebenarnya
saya sangat perduli dengan kehidupan setelah menikah kelak. Terutama dalam hal
membesarkan anak. Saya sangat tertarik dengan artikel-artikel psiokologi anak
atau cara membesarkan anak yang baik dan benar. Saya juga suka acara “the nanny” Karena saya bisa tahu bagaimana
memperlakukan anak yang benar di kemudian hari. Dan di rumah, ponakan-ponakan
tercinta, saya jadikan laboratorium hidup. Hehehehhe… :p
Di artikel yang saya baca tersebut ada salah satu point yang mengatakan “jika anak anda
suka bercerita, dan anda sering merasa terganggu, jangan pernah mengatakan ‘ibu
tidak peduli’ atau tidak menunjukkan antusias pada apa yang mereka bicarakan
karena hal ini akan membuat mereka susah untuk mengekspresikan pendapat atau
apa yang mereka rasakan.”
Deg! Dan saya tahu mengapa saya menjadi orang yang sangat
sulit untuk mengekspresikan apa yang saya rasakan dan apa yang saya pikirkan.
Seringnya saya sangat to the point
dan tidak tahu apa yang harus saya katakan selain point itu. Jika sudah mengatakan A ya A, saya sangat jarang bisa
mendeskripsikan kenapa bisa A. Padahal di posisi saya sekarang ini sangat
dituntut untuk bisa menjelaskan kenapa bisa A, kenapa tidak B saja. Kenapa B bisa
lebih baik dari pada A dan lain sebagainya. Masalahnya lagi saya sering salah
kasih point-nya. How poor I am.
Waktu kecil saya sangat suka sekali bercerita atau bertanya
pada kakak-kakakku, untuk mencari perhatian mereka. Waktu itu mereka cuek,
seringnya mereka pura-pura tidak dengar, sering juga mereka menanggapi dengan
hal yang tidak menyenangkan. Semakin ke sini saya belajar, bahwa bercerita pada
mereka tidak akan ada hasilnya, atau bahkan hanya akan membuat saya jengkel saja.
Dari sana saya belajar, to
not speak to them unless ready to be
hurt. Just straight for words.
Dan kepada siapapun akhirnya saya memberlakukan itu. To the point, pokoknya, no
others.
Betapa besarnya pengaruh kenangan masa kecil kita pada kehidupan
kita sekarang. Mereka yang beruntung bisa introspeksi dan memperbaiki diri.
Namun tak jarang kenangan itu masih menjadi momok mereka sampai mati.
Gambar aku ambil di sini |
Ditulis sudah lama, baru sempat dipost.
@fatkah