February 22, 2014

Beberapa Jangan

Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel tentang beberapa “jangan dilakukan pada anak kecil”. Yeah, meski banyak yang bilang saya ini terlalu “laki” dan sangat tidak keibuan (kecuali wajah. Mirip ibuk-ibuk maksudnya T.T), tapi sebenarnya saya sangat perduli dengan kehidupan setelah menikah kelak. Terutama dalam hal membesarkan anak. Saya sangat tertarik dengan artikel-artikel psiokologi anak atau cara membesarkan anak yang baik dan benar. Saya juga suka acara “the nanny” Karena saya bisa tahu bagaimana memperlakukan anak yang benar di kemudian hari. Dan di rumah, ponakan-ponakan tercinta, saya jadikan laboratorium hidup. Hehehehhe… :p

Di artikel yang saya baca tersebut ada salah satu point yang mengatakan “jika anak anda suka bercerita, dan anda sering merasa terganggu, jangan pernah mengatakan ‘ibu tidak peduli’ atau tidak menunjukkan antusias pada apa yang mereka bicarakan karena hal ini akan membuat mereka susah untuk mengekspresikan pendapat atau apa yang mereka rasakan.”

Deg! Dan saya tahu mengapa saya menjadi orang yang sangat sulit untuk mengekspresikan apa yang saya rasakan dan apa yang saya pikirkan. Seringnya saya sangat to the point dan tidak tahu apa yang harus saya katakan selain point itu. Jika sudah mengatakan A ya A, saya sangat jarang bisa mendeskripsikan kenapa bisa A. Padahal di posisi saya sekarang ini sangat dituntut untuk bisa menjelaskan kenapa bisa A, kenapa tidak B saja. Kenapa B bisa lebih baik dari pada A dan lain sebagainya. Masalahnya lagi saya sering salah kasih point-nya. How poor I am.

Waktu kecil saya sangat suka sekali bercerita atau bertanya pada kakak-kakakku, untuk mencari perhatian mereka. Waktu itu mereka cuek, seringnya mereka pura-pura tidak dengar, sering juga mereka menanggapi dengan hal yang tidak menyenangkan. Semakin ke sini saya belajar, bahwa bercerita pada mereka tidak akan ada hasilnya, atau bahkan hanya akan membuat saya jengkel saja.

Dari sana saya belajar, to not speak to them unless ready to be hurt. Just straight for words. Dan kepada siapapun akhirnya saya memberlakukan itu. To the point, pokoknya, no others.

Betapa besarnya pengaruh kenangan masa kecil kita pada kehidupan kita sekarang. Mereka yang beruntung bisa introspeksi dan memperbaiki diri. Namun tak jarang kenangan itu masih menjadi momok mereka sampai mati. 

Berpegang pada prinsip, mencegah lebih baik dari pada mengubah, semoga kelak ketika saya menjadi seorang ibu, saya tidak akan menjadi ibu yang tidak mendengarkan anak. Semoga kelak ketika saya menjadi ibu, saya bisa menjadikan anak-anak saya pendengar yang baik bagi saudaranya yang lain. Semoga
Gambar aku ambil di sini
Ditulis sudah lama, baru sempat dipost.
@fatkah

No comments:

Post a Comment