Iya, ini masih tentang cerita pertemuan dan pertanyaan teman SD-ku yang membuatku bersedih, galau dan juga marah. Meskipun sudah jauh lebih lega setelah menceritakan kejadian ini di blog dan juga cerita langsung ke beberapa teman tapi rasanya tetap menyakitkan. Aku masih marah dengan sikap temanku yang seperti itu. For yor information, teman yang melakukan itu padaku bukanlah teman yang akrab. Bahkan ketika dia menjadi teman SD-ku pun kita nggak pernah bermain bersama. Saat SD aku lebih suka bermain bersama perempuan, jika bermain dengan laki-laki biasanya bermain dengan teman-temannya Mr. Brother, dan dia bukan teman mainnya masku. Rumahnya bisa dikatakan bukan wilayah jajahan kami bermain. Jadi bisa dikatakan dia bukan teman mainku saat kecil. Setelah SMP dan SMA pun kami tidak pernah satu sekolah, bahkan sepertinya tidak pernah bertemu. Atau mungkin pernah bertemu tapi aku lupa, saking tidak terkenalnya dia (sory masih marah). Tapi aku bertemu dengannya lagi setelah kuliah semester akhir.
Dari semua itu bisa dikatakan kami hanyalah mantan teman SD yang tidak dekat sama sekali, tapi entah kenapa dia bisa menyatakan dan memerintah sesuatu yang menurutku sangat sensitif seperti itu, meskipun apa yang dikatakan sensitif tentu sangat subyektif. Bahkan dari teman-teman dekatku pun belum ada yang pernah berani melakukan itu padaku, bahkan ibukku, mbak, mas dan juga adekku tidak pernah melakukan itu padaku seperti yang dia lakukan padaku. Tapi memang terkadang apa yang menyakitkan justru sering dilakukan oleh orang yang sama sekali tidak kita kenal, atau yang hanya kita kenal sambil lalu.
Dan ketika memang sampai saat ini aku belum bertemu dengan jodohku, apa iya aku harus menjadi perempuan centil yang merayu semua cowok hanya untuk mendapatkan seorang laki-laki. Itu bukan gayaku banget. Aku bukan tipe orang yang anti dengan laki-laki tapi bukan tipe yang punya banyak teman laki-laki. Aku tipe orang yang sangat pemilih ketika berteman dengan laki-laki. Semua laki-laki bisa menjadi teman, tapi hanya sedikit yang bisa menjadi teman baikku, dengan seleksi ketat, asik buat berteman, mau diajak berteman, dan tidak ada tendensi lain selain menjalin pertemanan. Lalu apa aku salah?
Meskipun pada umur ... (keyboard angka masih rusak) aku belum bertemu jodohku, aku tidak mau terlihat murahan. Seperti kenalan dengan sembarang orang di FB, pura-pura nyasarin sms, atau menanggapi sms iseng nggak jelas. Aku memang berniat untuk ikut website jodoh, tapi itu pun karena terpengaruh sebuah film, dan aku tidak pernah berani melakukannya. Dan ketika membaca postinganku waktu itu, aku sangat terlihat desperate saat itu. (Padahal desperate setiap hari ya posting-annya? wkwkwkwk)
Aku memang lebih suka mendekatkan diri dan bordo'a pada-Nya, jika menurut temanku itu tidak cukup terserah dia, tapi aku percaya it will work karena Dia adalah pabrik segala sesuatu termasuk lelaki yang GSM (Ganteng Soleh Mapan).
"Mintalah kepadaKu dan Aku akan mengabulkannya"
Itu yang tertulis di Al-Qur'an meskipun aku tidak tahu itu surat dan ayat ke berapa, tapi aku pernah membacanya entah di tweet siapa. Dan aku mempercayai itu, karena Allah akan selalu mengabulkan do'a hambanya. Entah itu 1. Langsung mengabulkan, 2. menunnda, atau 3. Mengganti dengan yang lebih baik.
Dan jangan salah, aku juga melakukan usaha dengan ikut semacam informasi seminar pra-nikah, dan dalam beberapa waktu ini berusaha untuk memperbaiki diri. Aku memang belum berani ikut ta'aruf, dan aku mohon jangan salahkan aku, karena aku tidak punya referensi seperti itu.
Dan seandainya Allah menggantinya dengan yang lebih baik, yang artinya aku tidak pernah bertemu dengan jodohku (sambil nangis nulisnya) mungkin itu memang lebih baik untukku. Dan seharusnya mereka tidak melakukan apa yang dilakukan teman SD-ku padaku, karena ini sudah ketetapanNya, dan yang penting aku tidak pernah berhenti berdoa dan berusaha. Dan mengolokku artinya mengolokn ketetapanNya.
Tapi sampai saat ini aku masih percaya Dia akan memberikan jodoh yang baik untukku, yang terbaik. :)
No comments:
Post a Comment