Yuhuuu,
selamat sore semuanya! Kali ini aku mau bercerita tentang Bapak, sebagai tugas
dari @PenaMerah. Bapak itu tidak hanya sekedar "Bapak" bagiku, tapi beliau juga "Dedy" dan juga "Papi" buatku. Itu adalah tiga panggilanku untuk beliau, meski Bapak nggak suka dengan panggilan "Dedy", tapi beliau tetap akan menyahut, meskipun aku memanggilnya dengan panggilan itu.
Well,
Bapakku sudah meninggal sejak tahun 2006. Dulu, sebelum aku kehilangan orang
yang benar-benar aku sayang, aku berpikir seperti ini: saat seseorang
meninggal, dia akan terlupakan begitu saja, atau rasa sayang akan hilang
bersama waktu. Tapi ternyata tidak demikian. Meski bapakku sudah 7 tahun meninggalkanku
dan keluargaku, aku masih menyayanginya, aku masih sering merindukannya. Memang
aku sudah jarang menangis karena kepergiannya, tapi ketika setan sedang lewat
aku sering berpikir, apa yang akan beliau rasakan, apa ya yang akan beliau
lakukan kalau tahu aku sudah begini kalau aku sudah begitu, kalau aku belum ini
kalau aku belum itu. Kadang aku juga penasaran pada banyak hal yang terjadi
jika bapakku masih ada.
Ketika
bapakku masih ada, aku pikir aku tidak menyayanginya. Aku bahkan pernah
berpikir bahwa aku tidak akan menangis jika beliau tidak ada. Nyatanya, aku
menangis, aku sangat bersedih ketika beliau tidak ada, dan aku mempertanyakan
kenapa Allah mengambilnya begitu cepat dari kami bahkan sampai beberapa bulan
setelah kepergiannya.
Bapakku
memag bukan bapak yang bijak atau bapak yang kebapakkan menurutku, tapi beliau
sangat menyayangi anak-anaknya, terutama anak-anak perempuannya. Beliau selalu
mengabulkan apa yang kami minta. Waktu kecil kesejahteraan keluarga kami belum
seperti sekarang, hanya untuk membeli peralatan sekolah seperti buku, sepatu, dan
tas sekolah keluarga kami sangat kesusahan. Tapi ketika aku membutuhkan sesuatu
dan mengatakannya kepada Bapak, beliau akan megusahakannya. Aku memang anak
yang jarang meminta sesuatu, tapi ketika meminta artinya aku memang sudah
membutuhkan atau sangat menginginkannya. Kalau mengingat masa lalu, aku sering merasa
bersalah menempatkan Bapak pada perasaaan “tidak bisa memenuhi kebutuhan
anaknya”. Huhuhu…. Yang paling aku ingat aku pernah minta dibelikan headset, (bukan
untuk keperluan sekolah), aku pikir Bapak tidak akan membelikannya, tapi tak
dinyana dan tak disangka ternyata Bapak membelikannya. Meski bentuk head set-nya
aneh, tapi aku sangat menyukainya karena aku tahu itu dibeli dengan uang kami yang
sedikit dan yang sangat berharga. Headset itu sangat aneh kalo diingat-ingat,
karena hanya seperti headset hand phone jaman sekarang dan hanya untuk satu
telinga, bukan untuk dua telinga. Tapi aku sangat menyukai head set itu, siang
dan malam kugunakan untuk mendengarkan radio.
Waktu
kuliah aku belum membawa kendaraan sendiri, jadi aku harus kos. Ketika hari Senin
Bapak akan mengantarku ke kos, dan Jum’atnya beliau akan menjemputku. Hal yang
selalu kami ingat sebagai anak-anaknya adalah, Bapak akan mengajak kami jajan
dan makan di pinggir jalan di perjalanan itu. Padahal aku tidak menganggap itu
sebagai kewajiban, tapi Bapak akan merasa bersalah jika tidak mengajakku makan
dulu sebelum sampai rumah. Dan makanan favorite Bapak adalah mie ayam. Sampai sekarang, kalau aku melihat warung mie ayam favorite Bapak, aku selalu teringat Bapak. Kalau aku ketemu warung mie ayam yang enak, aku juga akan selalu bertanya-tanya "Kalau bapak masih ada, kira-kira Bapak seneng nggak ya sama mie ayam ini?"
Meskipun
Bapak bukan sosok yang kebapakkan, tapi aku senang memiliki bapak seperti
bapakku, karena dia bukan tipe bapak yang memaksa kehendak anaknya. Beliau tidak
pernah mengharuskanku begini atau mengharuskanku begitu seperti bapak-bapak
orang lain. Beliau selalu mengikuti kemauan anaknya, terutama dalam hal
sekolah. Jika membandingkan dengan bapak atau orang tua teman-temanku, aku
selalu bersyukur aku memiliki orangtuaku. Mereka tidak berkelimpahan harta,
tapi mereka berkelimpahan cinta. Love them so much.
:')
ReplyDeleteandai babeku seperti itu... :(
ReplyDeleteSemua babe pasti begitu Mpook, mereka sayang sama anak-anaknya walau dari luar terlihat galak.
Delete