September 4, 2013

Tentang Perasaan yang Entah

Aku kembali dilanda perasaan tak tentu ini. Perasaan sedih, perasaan merasa tak berguna dan entah apa ini. Mungkin aku terlalu banyak dosa, terlalu tak terampuni sampai aku belum bertemu dengan jodohku sampai umur sekian ini. Mungkin aku pernah menyakiti hati orang lain tanpa aku sadari hingga akhirnya Allah menghukumku seperti ini. Mungkin aku terlalu malas berubah, mungkin sikap dan perbuatanku membuatku tak pantas menjadi istri. Mungkin aku tidak bisa menjadi istri yang baik. Mungkin aku terlalu kurang ajar sebagai perempuan. Mungkin aku tidak bisa diberi tanggung jawab lebih besar. Mungkin aku tidak bisa menjadi ibu yang baik. Mungkin aku masih egois. Mungkin emosiku belum stabil. Entahlah semua hanya serba mungkin, aku tidak tahu pasti. Banyak orang bilang "pantaskan diri, maka jodoh akan datang dengan sendirinya" mungkin kata pantas itu belum aku sandang saat ini.

Yang jelas menjadi sendiri di usiaku sekarang ini bukan kemauanku. Dari dulu cita-citaku adalah menikah di usia 28 tahun, tapi ketika harapanku tidak bercapai aku tidak tahu kenapa, yang jelas itu bukan pilihanku.

Dan aku benci ketika orang menganggap kesendirianku adalah pilihanku, bahwa kesendirianku adalah sesuatu yang aku sengaja. Mungkin mereka mudah menemukan jodoh mereka, jika buatku tidak mudah bukan berarti aku terlalu memilih, bukan berarti aku terlalu menyeleksi mereka. Apakah aku harus mengatakan pada mereka bahwa belum ada seorang laki-laki pun yang mau menikahiku. Haruskah aku katakan kepada mereka bahwa "aku tidak laku"? Supaya mereka diam, supaya mereka puas, supaya mereka menutup mulut mereka?

Beberapa orang yang menganggapku pemilih (bahkan sebelum mereka mendengar pengalamanku) adalah orang yang juga pernah melakukan pemilihan. Aku tahu nyatanya mereka bukan orang yang mengiyakan setiap orang yang menembak mereka. Nyatanya mereka pernah menolak pernyataan cinta seseorang.

Dan seandainya pun aku pernah menolak seseorang apakah aku salah? Apakah aku terlalu pemilih? Menolak sekali dua kali tentu bukan sesuatu yang salah kan? Apakah di usiaku ini aku harus mengiyakan setiap pernyataan cinta dan ajakan pernikahan, atau menurut mereka aku sudah tidak boleh melakukukan penolakan? Apakah aku sudah tidak berhak mentakan tidk? Jika aku sudah tidak boleh melakukannya, apakah mereka akan bertanggung jawab jika kehidupan pernikahanku tidak bahagia? Tidak bisakah mereka mencoba menempatkan diri mereka di posisiku? Tak bisakah mereka membayangkan menikah dengan orang yang tidak mereka cintai?

Apakah menjadi single di usiaku artinya harus menerima siapa saja yang mengajak menikah? Apakah demikian anggapan mereka? Bukankah itu sangat menyedihkan? Menurutku itu lebih menyedihkan dibandingkan menjadi single di usiaku ini.








Entahlah, lagi-lagi aku sedang galau jodoh.

No comments:

Post a Comment