November 26, 2013

Tentang Rahasia Besar


Hari ini biarlah aku mengumbar kegalauanku. Jika memang itu bisa mengurangi rasa galauku, kalau nggak bisa mengurangi, paling tidak bisa memberimu alasan memakiku. Hahahahaha...

I'm like stupid idiot today. Sebelumnya aku sudah pernah memposting tentang rahasia besarku kan? tentang aku yang nggak bisa berbicara di depan banyak orang? Remember? And that day has come. Aku harus ngomong di depan banyak orang. Di depan dosen-dosen pulak. Grogi? Nervous? jelaslah.

Meskipun menurutku sudah ada kemajuan tapi aku masih merasa menjadi manusia paling bodoh. Apalagi aku datang untuk perusahaan. Aku jadi semacam manusia yang seharusnya dianggap ahli tapi hanya mampu menyampaikan materi standard mahasiswa. Dan aku mengakui di depan bapak-ibu dosen itu kalau aku sebenernya bingung, sebenernya tidak tahu apa yang harus aku bicarakan. Dan tiba-tiba ada bapak-bapak yang mentertawaiku. Serius dia mentertawaiku. Aku nggak berhalusinasi, dia tersenyum entah bener atau enggak, tapi aku melihatnya tersenyum mengejek. Dan aku membenci bapak itu. Aku sebel. (Tulisan ini ke atas di tulis saat masih di ruangan lokakarya)

Saat aku di depan dan terlihat grogi, beberapa orang sempet tertunduk, mungkin merasa kasihan padaku. Damn! Aku nggak suka dikasihani, beberapa saat aku memang sempat grogi habis, bingung harus bilang apa, tapi beberapa saat bisa menguasai keadaan, namun waktuku menguasai keadaan memang sangat singkat sekali. Huhuhu. Yang seharusnya mengisi setengah jam mungkin aku cuma ngisi lima menit. Entahlah, aku tidak tahu pasti. Aku memang tidak bisa ngoceh panjang lebar. Aku selalu tidak tahu apa yang harus aku bicarakan saat berada di hadapan orang banyak.

Dan lebih bodohnya lagi, waktu itu aku nggak membawa slide. Cuma aku saja pemateri yang nggak membawa slide. Sungguh bodoh memang. Slide itulah yang seharusnya membantuku. Tapi Ibu Ani bilang memang acaranya hanya ngobrol-ngobrol, tapi itu bukan ngobrol. Itu aku ngemeng di depan banyak orang. Itu presentasi, dan aku nggak pernah sukses presentasi. Paling tidak sampai hari ini.

Oh my God, I was like stupid idiot that day. Pulang dari UAD dan sampai hari senin pun, aku masih terngiang-ngiang beberapa kata-kata bodoh yang aku ucapkan di depan Banyak orang. Salah satunya pengakuanku bahwa aku tidak tahu apa yang harus dibicarakan, itu membuat semua orang sadar bahwa, well guweh memang bodoh. Aaaahhhgggrrrr!!

Tapi kamu harus tahu, bahwa aku berbicara di depan dosen-dosen. Dosen-dosen men, yang aku pikir (karena jurusannya masih baru) masih muda-muda, ternyata ABG alias angkatan babe guwe. Ampun! Gimana aku nggak jiper coba? Aku lho berasa anak bawang banget, mana udah gitu awalnya nggak dianggap sebagai pemateri. Oke wajah guweh emang imut, tapi heellloooo, aku di sini diundang sebagai pemateri. Tetapi aku tidak disebut sebagai pemateri. Dua pemateri yang lain disebut-sebut, disambut selamat datang. Lha aku? Enggaakk. Sebenernya nggak pa-pa, serius nggak papa. toh memang aku bukan sapa-sapa. Tapi aku sempet mikir, ini beneran nggak sih aku diundang sebagai pemateri? Jika bener apa mereka pada tidak tahu? Aku jadi merasa salah tempat dan nggak kompeten juga.

Aaahh sudahlah. Semua sudah berlalu. Aku bersyukur semua sudah berakhir. Sekian curhatan nggak penting saya, cukup aku sudahi sampai di sini, takut ngumpat ke mana-mana.

2 comments:

  1. Yeah, kalo blum biasa ngomong (apalagi di dalam sebuah forum) memang demam panggung ya, Mbak.. Akupun bahkan dalam forum kecil macam rapat suka freezing dan tergagap, hehehehe... Eniwei itu acara soal tulis-menulis gitu yah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama kok, aku sih malah parah banget. Sama temen-temen kantor aja sering nervous -____-.

      Itu ceritanya lokakarya jurusan, aku diundang mewakili kantor untuk ngomongin kompetensi jurusan sastra.

      Delete