March 3, 2016

Kenangan Masa Kecil

Malam ini, I don't know why aku teringat pada kenangan masa kecil saat aku masih TK (kalau nggak salah). Kenangan yang menurut orang lain mungkin memprihatinkan, tapi tidak bagiku kala itu, dan masih antar iya dan tidak bagiku saat ini. 

Ini adalah kenangan yang mungkin pahit bagi kakakku, tapi bagiku tidak, karena saat itu aku menyadari bahwa aku disayangi oleh kakakku.
Sebenernya aku bingung mau cerita dr mana, yang jelas waktu itu sedang heboh-hebohnya tentang film brama kumbara (now you know how old i am), atau tutur tinular atau entah apa aku lupa. Yang jelas, aku, masku yang pertama dan mbakku, diijinkan untuk nonton film di bioskop, tanpa orang tua, kami pergi bertiga. Kakak pertama saya yang diberi tangung jawab untuk menjaga 2 adik perempuannya. Padahal kalau nggak salah ingat kakak pertamaku masih kelas 1 SMP. Tidak pernah ke kota tapi dibiarkan ke kota dan membawa 2 adik perempuannya. Perlu kalian tau jarak rumah kami ke kota naik bis skitar 1,5 jam.

Ingatan ini sebenarnya tidak sempurna, terpotong-potong dan hanya beberapa bagian saja yang kuingat. Bahkan aku lupa kenapa masku yang kedua tidak ikut nonton, kalau nggak salah ingat karena dia sudah nonton bareng sepupu-sepupuku. Aku juga lupa gimana kami mendapatkan tiketnya, antri atau apa, bagaimana jalan ceritanya, di dalam bioskop seperti apa aku tidak ingat sama sekali. Yang aku ingat hanyalah, waktu kami pulang kami salah naik bis. Yang harusnya naik bis 99 ke kulonprogo, justru naik bis 99 menuju ke tempel (bahkan aku masih ingat bis menuju mananya, padahal aku sangat susah meningat nama tempat). Tapi aku lupa pas berada di dalam bis tempel dan bis bantul. Waktu kakakku sadar hari sudah cukup sore, tapi masih cukup beruntung karena kami mendapatkan bis sampai ke bantul, dan sayangnya sudah tidak mendapatkan bis menuju ke kulonprogo.
Lalu saat itu kami jalan kaki dari bantul ke kulonprogo. Mau tau berapa jarak kami turun dari bis ke rumah kami? Kalau di tempuh dengan sepeda motor jaraknya 1/2 jam. Jadi bisa dihitung sendiri seberapa lama kami jalan kaki menuju rumah kami. 

Aku lupa seberapa capeknya aku waktu itu, aku juga lupa bagaimana aku dan kakak-kakaku melewati jalan yang sangat jauh itu, aku juga lupa suasanya jalannya. Tapi yang aku ingat, sesekali kakakku menanyakan apakah aku capek. Kami jalan hanya dalam diam. Dan suatu ketika ada motor yang berhenti untuk menawari kami mengantarkan kami sampai rumah. Tapi masku menolaknya karena tidak kenal dengan mereka. Aku masih ingat itu di mana? Dan waktu itu aku tidak tau kenapa kakakku menolak kebaikan mereka. Paginya baru aku tau, ternyata itu untuk menjaga kami dr niat jahat mereka jika ada. 

Kalau nggak salah ingat aku sempet minta kakakku untuk menerima tawaran mereka tapi kakakku tetap menolaknya. Maklum waktu itu aku masih polos. Setelah itu kakakku menggendongku, karena tahu aku kecapekan. Sebenarnya aku tidak ingat sih apakah waktu itu aku kecapekan, tapi setelah aku pikir-pikir sekarang, mungkin kakakku berpikir aku kecapekan karena menginginkan tebengan ke rumah malam itu. Tapi seingatku sebenarnya aku biasa saja, bahkan kalau nggak salah ingat aku senang bisa jalan-jalan bareng kakakku. Diperhatikan oleh kakkaku dan digendong sama kakakku. Dan tahu bahwa sebenarnya kakak-kakakku menyayangiku. Maklum waktu kecil kami hanya sibuk berantem dan menjelek-jelekkan satu sama lain.
Waktu paginya orang-orang menghebohkannya, aku bahkan tidak menganggapnya itu sebagai musibah. Aku malah senang, dan menganggapnya luar biasa karena aku di sayangi oleh kakak-kakakku.
*damn! Setelah aku bercerita dan membaca kembali ini, betapa mirisnya kehidupan kecilku. Merasa tak dicintai oleh kakak-kakakku -___-
*2 paragraf pertama ditulis kira-kira 6 bulan yang lalu dan diselesaikan  skitar seminggu yang lalu. Hahahhaa...

No comments:

Post a Comment