January 22, 2014

Seperti Tokoh Chicklit


Mungkin sudah sering banget aku bilang, kalo chicklith adalah genre novel yang aku suka. Alasan pastinya sih, sepertinya karena aku mendambakan hidup seperti para tokoh di novel itu. Ekekkeke.. Iya, boleh, kamu boleh mengatakan aku ini seorang pemimpi, tapi siapa sih perempuan yang tidak suka bermimpi?  Iya kan?

Mendambakan memiliki hidup seperti mereka, tapi bukan bagian "kehidupan yang penuh intrik drama atau konflik" ya, tapi lebih ke kehidupan glamour-nya. Seperti, pulang kerja-belanja-kumpul bareng temen-ngopi-lalu pulang ke apartemen, ke mana-mana pakai mobil, fashion mutakhir, masih muda tapi punya apartemen sendiri, dll. Bahkan sejak kecil aku membayangkan hidup di apartemen. *nyediain ember buat yang mau muntah*. Sepertinya karena itu juga aku lebih suka ngekos sejak SMA daripada tinggal di rumah.

Sampai sekarang sih belum pernah ngerasain hidup seperti para tokoh itu. Nggak pernah yang namanya pulang kerja lalu ngafe, yang ada pulang kerja kos, kalo pun ngumpul bareng temen, paling di angkringan, atau di burjoan. Hahahaha... Oke, sekali-kali sih emang ke tempat makan yang mahalan dikit, tapi nggak tiap hari jugak kallek, cuma kalo lagi pengen aja. Gaji cuma seuprit mana bisa makan di cafe tiap hari? Mimpi tinggal di apartemen juga cuma mimpi. Coz di Jogja kan nggak ada apartemen, ada sih 1, tapi nggak sanggup bayar. Wkwkkwkw.... :p

Yah, meskipun chicklit cuma bisa membuatku bermimpi, tapi aku seneng, karena chicklit mampu membuatku mengingat mimpi-mimpiku. Memberiku energi untuk menggapai dan mewujudkannya. Chicklit memang bisa memberiku semangat, dan bisa memotivasiku. Buatku tekadang pengaruhnya lebih ampuh dari pada motivasi teman atau motivasi Mario Teguh sekalipun.

Selain itu chicklit juga bisa menghiburku, bisa mengingatkanku bahwa hidup ini indah, apapun permasalahan yang sedang kita hadapi. Iya, hidup memang tidak mulus, tidak selalu seperti harapan kita, tidak melulu bahagia, kadang ada tangis, kadang ada perih, jengkel dan merana, tapi hidup tetap indah dan harus kita syukuri. Ending chicklit yang seringnya happy, juga mengingatkanku bahwa apapun masalah yang kita hadapi, pasti ada jalan keluarnya. Selalu ada happy ending di setiap permasalahan yang kita hadapi.

Tulisan ini sengaja aku buat untuk memenuhi hukumanku karena telat ngumpul tugas di Pena Merah.

No comments:

Post a Comment