January 27, 2014

The Secret


Pernah membaca The Secret? Katanya kalau kita memvisualisasikan apa yang kita inginkan, maka itu akan menjadi kenyataan, termasuk cerpen. Terinspirasi oleh buku The Secret aku akan menulis tentang sesuatu antara aku dan Niko. Niko adalah cowok idamanku, manusia paling ganteng di sekolah. Bukan, dia bukan anak basket. Dia juga bukan anak OSIS, dia hanya manusia pintar, tidak populer namun cool dan pandai menulis. Nggak cuma menulis cerpen, tapi puisi dan juga essay. Dia sering menang lomba menulis. Puisi dan cerpennya hampir tiap bulan terbit di majalan sekolah. Dan aku kagum padanya karena tulisannya berjudul "Gadis Berlesung Pipi" di majalah sekolah. Kagum pada seseorang karena tulisannya sih sering, dan setelah aku tahu tampangnya Niko, si penulis "Gadis Berlesung Pipi" aku langsung jatuh cinta.

Nah, demi menarik perhatiannya, aku akan menulis cerpen supaya dia menyadari keberadaanku. Lebih kecenya lagi, cerpen ini sebagai visualisasi antara aku dan dirinya. Berawal dari aku yang jatuh cinta dengan tulisannya, dan akhirnya dia jatuh cinta denganku karena tulisanku. Aaaakk, kece sekali kan pastinya. Dan aku berharap ini bisa jadi kenyataan. Sayangnya aku sudah mulai menulis dari jam 7 sampai jam 10.30 malam namun tidak juga segera menemukan alur yang pas. Fiuh! Mungkin aku harus istirahat dulu.
***

"Cepet Neng, bangun, sudah jam 6. Kamu mau telat lagi?" Kata emak nggak ada manis-manisnya. Tidak seperti emak-emak di sinetron yang membangunkan anaknya dengan lembut, emakku membangunkanku dengan galak. Memakai jurus bebek mandi, aku mandi dan gosok gigi. Pokoknya asal cepet aja deh.

Sesampai di sekolah, aku disambut teriakan histeris si Rita "Aaakkk... akhirnya cerpenmu masuk di majalah sekolah" satu kampung, eh sekolah ngeliatin ke kami, ke Rita tepatnya saking hebohnya. Aku cerngar-cengir kayak orang sinting.
"Semua orang ngeliatin kita dodol" aku berbisik pada Rita. Sebenernya aku juga pengen koprol-koprol dan salto, tapi aku masih jaim. Apalagi ada Niko di depan kelas.
"Biarin, orang kamu janji beliin aku bakso. Jangan boong lho" katanya lagi. Combret, aku pikir dia bahagia karena akhirnya karyaku bermutu. Nggak taunya cuma minta traktir.
"Btw Cerpenku yang mana?" Tanyaku bisik-bisik sambil bingung.
"Yang tentang cowok bernama Niko, yang pintar membuat puisi"
Oh rupanya cerpen itu masuk to? Batinku. Aku senyum-senyum sendiri.
***

"Hai, kamu yang nama penanya Oneng ya?" Saat aku duduk di kursiku, tiba-tiba Niko sudah menghampiriku.
"Iya" jawabku super jaim.
"Tulisanmu itu tentang aku?" Tanyanya lagi. Kok dia tahu ya? Batinku. Aku shock, bingung harus jawab apa.
"Aku tau soalnya, di situ keliatan banget, coba deh kamu baca ulang"
Aku membaca majalah itu, dan memang keliatan banget kalau itu Niko.
"Nggak papa, aku suka kok. Toh aku juga menulis puisi tentang kamu. Judulnya "Gadis Berlesung Pipi".
Aku bahagia bukan kepalang mendengarnya. Jadi selama ini dia juga menyukaiku? Dan memang ini sih ending yang aku tulis di cerpenku. Etapi tunggu dulu, aku kan nggak berlesung pipi.

Tiba-tiba ada yang menoel-noel pundakku. "Tunggu dulu" kataku sewot mengira itu Rita, aku harus minta penjelasan ini ke Niko. "Tapi.." Aku hendak protes ke Niko, tapi towelan itu makin kecang "Bentar Ah!" Jawabku lagi menanggapi towelan Rita.

"Nggak ada bentar-bentaran" tiba-tiba Rita menjadi emak, membawa gayung siap disiram ke mukaku. "Ini sudah jam berapa? Emak nggak mau dipanggil ke sekolah gara-gara kamu telat sekolah". Ampun deh aku mimpi lagi. Demi mengindari guyuran air aku langsung lari ke kamar mandi. Meski cuma mimpi tapi setidaknya aku tahu akan memulai ceritaku dari mana.
Ditulis guna memenuhi tugas Pena Merah. Setelah 3 kali berganti ide, akhirnya selesai jugak. (҂'̀⌣'́)9

Nama Niko berasal dari Nicholas Syaputra. Wkwkwk

No comments:

Post a Comment