January 24, 2014

Ujung-ujungnya ke Situ


Siang kemarin si Deni tiba-tiba nge-WA, dan curhat tentang kerjaan. Sebelum curhat, dia bilang kalau biasanya pendapatku cukup rasional. Ecieh. Cukup tersanjung juga rasanya dibilang begitu. Tapi memang sih, banyak temenku yang curhat ke aku. Entah temen kuliah dulu, temen main waktu kecil atau teman kerja. Dulu awal-awal kerja di sini, banyak banget yang sering curhat. Kalau akhir-akhir ini sih mereka jarang curhat ke aku. Mungkin sekarang aku sudah mulai bossy, sok ngeboss, terlalu menekan mereka, sehingga nggak lagi enak diajak curhat. Oke sepertinya terlalu melenceng dari yang seharusnya. Back to the topic.

Entah karena aku yang rasional atau karena aku adalah pendengar yang baik, yang jelas banyak yang curhat ke aku. Sering banget pada pake password "jangan bilang-bilang ya, aku cuma ngomong sama kamu". Tapi terkadang saat kita curhat dan ngerasa teman kita sangat rasional, itu tidak sepenuhnya benar. Menurutku sih. Hanya saja saat itu kita sedang tidak bisa berpikir rasional, sedang buntu, sehingga butuh seorang teman untuk merasionalkan pikirkan kita.

Oke, katakanlah aku memang orang yang rasional. Tiba-tiba aku langsung bertanya "kalo aku orangnya rasional kenapa nggak segera ketemu jodoh ya?" Hahahahah.... Ujung-ujungnya ke situ. Eh rasional sama nggak rasional ada hubungannya sama jodoh nggak sih? Tapi kan aku enak diajak curhat, at least cowok kan suka didengarkan gombalan dan juga bragging-annya.

Ehtapi, jangan-jangan justeru karena terlalu rasional itu aku susah ketemu jodohku, karena belum apa-apa sudah aku pikirkan dan prediksikan? Nanti kalo sama dia bagaimana, masa depan gimana, jadi nanti begini dong, ribet banget ya sama dia, dia kan ngerokok ntar tuanya jantungan dong? dsb. Atau memang belum ada yang membuatku benar-benar jatuh cinta, sehingga belum ada yang membuatku tak berpikir rasional dan hanya memakai 90% perasaan. Entahlah.

Perempuan yang sedang menunggu pangeran.
@fatkah

No comments:

Post a Comment